SUMUT MEMERLUKAN SATUAN WILAYAH PRODUKSI KEMBANGKAN VANAME
09.19
Add Comment
Budilaksonoputra...Udang vaname ( Litopenaeus vanname ) merupakan salah satu udang yang diminati masyarakat untuk dibudidayakan karena memiliku keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat, masa pemeliharaan hanya 100-110 hari, dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah.
Namum yang menjadi kendala para petani udang adalah masalah permodalan yang terbatas sehingga mereka menganggap bahwa udang vanname hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut adalah tudak benar, karena menurut hasil kajian menunjukan bahwa vanname juga dapat diproduksi pembudidaya secara sederhana atau tradisional. Bahkan pola secara tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebuh besar sehingga harga perkilogramnya menjadi lebih mahal.
Teknologi yang tersedia saat inimasih untuk pola intensif dan semi intensif, padahal luas area pertambakan di Indonesia yang mencapai sekitar 360.000 hektare, 80% diantaranya digarap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional masih sangat terbatas. maka untuk mempublikasi hasil kajian ini dapat melalui brosur-brosur yang diberikan kepada petambak. " Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkan budidaya udang vanname pola tradisional plus," kata pemerhati sosial ekonomi SDA dan Lingkungan, Rasyid Assaf Dongoran di medan.
"Kita berharap ada koordinasi yang kuat dilakukan oleh pemropsu agar pengembangan ekonomi rakyat berbasis udang vannameini bisa diimplementasikan secara bertahap, sistematik cepat terpenting terukur,"kata dia.
Menurut terdapat 9 kabupaten di sumut yang cocok sebagai satuan wilayah produksi udang vanname yakni Langkat, Labuhan batu, Labuhan batu barat, Labuhan batu Utara, Asahan, Batubara, Deli Serdang Segai dan Medan. Rasyid menilai secara sederhana analisis ekonomi usaha budidaya udang vanname pola tradisional plus dilahan tambak 1 Ha dengan padat penebaran 80.000 ekor per Ha dengan harga 75.000 -95.000/ kg maka didapat Rp 20 juta - 35 juta per Ha masa pemeliharaan per 105 hari.
Dengan asumsi modal keseluruhan ( investasi+operasional+sewa tambak+penyusutan ) sekitar Rp15juta - Rp 30 juta. "Kami siap membantu pemkab/pemko yang memiliki pesisir untuk melakukan kajian yang lebih komperhensif, detil bagi data dasar dan akurat untuk satuan wilayah produksi udang vanname di Sumut,"ujarnya
( sumber : medanbisnisdaily.com )
0 Response to "SUMUT MEMERLUKAN SATUAN WILAYAH PRODUKSI KEMBANGKAN VANAME"
Posting Komentar