-->

KURIKULUM 2013 BERHASIL TERTUMPU PADA GURU

Budilaksonoputra…..Penerapan kurikulum 2013 membawa pro dan kontra baik kepada guru dan sebagian masyarakat pemperhati pendidikan.  Menurut Admin penerapan kurikulum 2013 ini bagus karena pendidikan di seluruh Indonesia dari kota sampai desa sama, tergantung pribadi guru tersebut gimana cara mengesflorasikan. Guru haruslah selalu siap dengan perubahan dan pembaruan kurikulum, seperti halnya penerapan kurikulum 2013.

Pemerintah yang dibantu pakar-pakar pendidikan  sudah memperhitungkan beban guru maupun siswa dalam kurikulum 2013. Dengan demikian seharusnya tidak ada kata terbebani, namum semua itu tergantung kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.

Menurut pakar penyusun kurikulum 2013, Mahmud  dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati yang didampingi guru besar UIN Sunan Gunung Djati Pupuh fathurrahman mengatakan, penyusunan kurikulum 2013 bukan dari orang sembarangan karena mereka adalah pakar-pakar pendidikan yang terbaik. Selain itu penerapannya juga  masih melalui beberapa uji coba terlebih dahulu. Konsekuensi penerapan kurikulum 2013 yakni penambahan jam pembelajara, namum tidak akan membebani siswa . “ Semua kembali pada keprofesionalisme dan kreativas seorang guru. Bila guru hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dan memperbanyak pekerjaan rumah pastinya akan membebani siswa,” katanya.

Pupuh menambahkan, dari hasil penelitiankemendikbud bagi guru yang bersertifikasi  ternyata  hanya 40 persen guru yang bersertifikat yang bermutu dan meningkatkan kinerjanya setelah mendapat tunjangan sertifikat.  Ini artinya lebih  banyak guru yang malah bekerja kurang baik setelah mendapat tunjangan sertifikasi. 

Untuk menunjang kurikulum 2013 agar siswa tidak bosan yakni sarana dan prasarana harus dilengkapi. Karena tidaklah merata dalam perlengkapan sarana dan prasarana menyebabkan mutu pendidikan jauh berbeda. Hal ini lah yang masih menjadi kendala di banyak daerah terutama daerah diluar jawa.  Wajar saja bila pendidikan didaerah papua, Maluku, daerah2 lain yang akses transportasi sulit dan  sangat susah untuk dijangkau pastinya sangatlah keberatan bila harus menerapkan kurikulum baru.
(Referensi dari pikiran rakyat )

Sama hanya di provinsi Jambi, banyak kesenjangan pendidikan antara didaerah kota dan desa. Masing-masing kabupaten di provinsi jambi, untuk perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan tidak merata sehingga mutu pendidikan masing daerah jauh berbeda. Selain itu banyak daerah yang sangat sulit dijangkau karena harus melewati hutan luas sehingga pendidikan sulit menyentuh mereka.

Pendidikan di Provinsi Jambi  tidaklah semua menggunakan Kurikulum 2013, masih ada yang menggunakan kurikulum KTSP maupun kurikulum  sebelumnya. Kenapa begitu karena kesadaran masyarakat untuk pentingnya pendidikan masih kurang.  Karena  itu sebagian sekolah ada yang menerapkan kebijakan yang penting mereka mau sekolah cukup bisa baca dan berhitung  bisa tamat sekolah.


Kurikulum 2013 yang diterapkan pada tahun 2014 sebaiknya khusus didaerah yang tingkat kesadaran masyarakat pentingnya pendidikan tinggi  terlebih dahulu dan baiknya dilakukan berangsur-angsur penerapan kurikulum  tersebut. Janganlah disamaratakan diseluruh daerah di Indonesia.  Kesan yang diambil dari penerapan kurikulum ini dipaksakan dan terburu-buru  sehingga daerah yang belum siap akan terseok-seok atau malah mati suri. Inilah kelemahan penerapan kurikulum 2013 tampa mempertimbangkan  daerah-daerah di Indonesia  yang sangat heterogen.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "KURIKULUM 2013 BERHASIL TERTUMPU PADA GURU"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel