PENYULUH PERIKANAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK, KONSULTAN DAN PENDAMPINGAN UTAMA KEBERHASILAN PETANI IKAN
15.03
Add Comment
Penyuluh Perikanan Sebagai Ujung Tombak dan Kosultan Serta Pendamping Pelaku Utama Keberhasilan Petani Ikan
Budilaksonoputra…….Keberhasilan pencapaian visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Kepulauan Yang Maju Sejahtera dan Berkelanjutan diperlukan langkah nyata, terencana, dan terarah dengan pentahapan yang jelas seperti yang tertuang dalam berbagai arah kebijakan, sasaran dan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan, diantaranya Industrialisasi Kelautan dan Perikanan, Minapolitan, Peningkatan Kehidupan Nelayan, Pengembangan Usaha Mina Pedesaan, Inka Mina, P2MKP dan lain-lain. Peran penyuluh perikanan sangat diperlukan dalam upaya pencapaian visi dan misi karena penyuluh perikanan merupakan ujung tombak keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
Dalam rangka reformasi penyuluhan perikanan, komponen yang paling strategis adalah penataan dan pengembangan Jabatan fungsional penyuluh perikanan dengan merujuk kepada UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Pasal 21 butir 1 pemerintah dan pemerintah daerah meningkatkan kompetensi penyuluh PNS melalui pendidikan dan pelatihan dan Permen PAN Nomor : PER/19/M.PAN/10/2008. Dalam mengimplementasikan semangat undang-undang tersebut diperlukan standar kompetensi yang dapat mencerminkan keprofesian seorang penyuluh perikanan dan profesionalisme seorang penyuluh perikanan akan diuji sesuai tingkatannya.
Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya untuk menyiapkan tenaga-tenaga penyuluh periknaan dan untuk itu Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Aertembaga melaksanakan Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Tingkat Terampil berlangsung selama 14 (empat belas) hari kalender yang dimulai dari tanggal 11 s.d 24 Maret 2014 dengan kurikulum 120 Jam Pelatihan @45 Menit. Diklat dibuka oleh Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Jakarta yang diwakili Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan (Bambang Murtiyoso, A.PI.,MM).
Pelatihan di buka bersamaan dengan kegiatan TOT Bagi Fasilitator P2MKP. Beliau mengharapkan penyuluh maupun P2MKP dapat bekerjasama dengan baik dalam melatih masyarakat. Dalam sambutannya beliau juaga mengatakan bahwa penyuluh perikanan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pencapaian visi dan misi KKP. Peran penyuluh perikanan bertindak sebagai konsultan/pendamping dan mitra sejati pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dalam mengembangkan bisnis perikanan. Di lapangan dibutuhkan penyuluh perikanan yang memiliki etos kerja, terampil, kreatif, disiplin dan profesional dan mampu mengembangkan serta menguasai teknologi yang inofatif. Jangan sampai penyuluh perikanan jauh tertinggal pengetahuannya dibanding yang didampingi yaitu pelaku utama.
Beliau juga hadir sebagai narasumber yang menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan dapat diukur dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Namun kondisi saat ini masyarakat kelautan dan perikanan masih banyak yang hidup miskin. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya SDM kelautan dan perikanan karena kurangnya pendampingan dan pembinaan. Disinilah peran penyuluh perikanan untuk memberikan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat.
Sambutan dan harapan Kepala BPPP Aertembaga kiranya setelah mengikuti Diklat Penyuluh harus bisa diterapkan di lapangan dari peserta masing-masing, penyuluh harus aktif dalam menjangkau kelompok atau stockholder yang ada, penyuluh mempunyai tugas untuk mendampingi kelompok-kelompok yang ada di daerah masing-masing, dan peran dari penyuluh harus semakin meningkat, setarahkan/sejajarkan dengan tingkat ahli.
Peserta Diklat merupakan penyuluh perikanan tingkat Terampil berjumlah 30 orang yang berasal dari 7 Provinsi wilayah pengembangan BPPP Aertembaga yang terdiri dari Provinsi Sulawesi Utara (9 orang), Provinsi Gorontalo (2 orang), Provinsi Sulawesi Tengah (2 orang), Provinsi Sulawesi Selatan (5 orang), Provinsi Sulawesi Barat (6 orang) Provinsi Kalimantan Timur (1 orang), Provinsi Kalimantan Utara (4 orang) dan 1 orang dari Penyuluh Perikanan Pusat yang berasal dari BBAT Tatelu. Sedangkan tenaga pelatih berasal dari Balai Diklat Perikanan Aertembaga, Pusat Pelatihan KP Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor dan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.
Kegiatan Diklat juga melaksanakan Observasi Lapangan dari tanggal 20 s.d 22 Maret 2014 yang dilaksanakan pada kelompok Nelayan “Manuel” dan Kelompok Pengolah “Sederhana III” yang berlokasi di daerah Kota Manado dan Kelompok Budidaya Ikan “Minapolitan Jaya” yang berlokasi di daerah Minahasa Utara. Hasil dari kunjungan lapangan diseminarkan dan didiskusikan bersama yang dihadiri para pendamping dari kelompok bidang Penangkapan, Budidaya dan Pengolahan yang merupakan Narasumber. Hasil dari seminar Observasi Lapangan sangat bermanfaat bagi penyuluh dalam menyusun programa dan belajar untuk membentuk kelompok-kelompok dari pelaku utama.
Pelatihan ditutup oleh Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan yang diwakili oleh Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan (Kadi Istrianto, A.Pi.,M.Pd), dalam sambutannya penyuluh di harapkan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, mampu berkomunikasi 2 arah (pelaku utama/pelaku usaha) dan harus mampu berperan sebagai konsultan/ pendamping dari pelaku utama, dan beliau juga berpesan jangan puas dengan ilmu yang dimiliki saat ini, terus update teknologi informasi dan jangan pernah menyerah melakukan penyuluhan pada pelaku utama. Output yang diharapkan bukan hanya sekedar meningkatkan ilmu pengetahuan tapi bisa meningkatkan etos dan kinerja sehingga dapat dikerjakan secara profesional.
Viva Penyuluh Perikanan. (Sumber : Humas BPPP Aertembaga }
0 Response to "PENYULUH PERIKANAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK, KONSULTAN DAN PENDAMPINGAN UTAMA KEBERHASILAN PETANI IKAN"
Posting Komentar