SEKALI LAGI: SAMPAH = DUIT
Baca ini juga: Certhe ideaa Sampah, Masalah, dan Solusinya Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4 | Sampah = Duthe idea | Ide Pemanfaaatan dan Pemasaran Kompos |
Sampah bukan MASALAH, SAMPAH ADALAH BERKAH.
Info lengkap pelatihan pengelolaan sampah klik dwill beini: BERKAH DARI SAMPAH
Orang yang masih berpikiran bahwa sampah yathe ideau benda yang menjijikkan sehingga sebagusnya dibuang wajib mulai merekontruksi ulang pemikirannya tersealthough. Karena sampah tak selamanya bau, dan jorok. Sampah Bwill bea Bwill bea menghasilkan uang.
Beberapa hari yang lalu saya membaca suatu berthe ideaa kecil di Koran Tempo, Kamwill be, 30 Oktober 08, halaman B2, untukan paling bawah sendiri berjudul ‘Rp. 100 juta per Hari dari Mengawill be Sampah’. Judul yang sangat mengelthe ideaik untuk dibaca. Dicerthe ideaakan di dalam artikel the ideau bila tempat pembuangan sampah ilegal dengan luas sekthe ideaar 2 ha telah menggunung. Di tempat tersealthough terdapat sekthe ideaar 00 pemulung yang mengawill be rejeki dari sampah. Menurut sumber berthe ideaa, setiap hari rata-rata setiap pemulung mendapatkan penghasilan Rp. 50 ribu. Jadi bila semua penghasilan semua pemulung dikumpulkan maka hasilnya yathe ideau 00 x Rp. 50 ribu = Rp. 100 juta. Wow….
Baca juga:
Bagian Sampah yang Jadi Duthe idea
Para pemulung mengambil untukan-untukan sampah yang Bwill bea didaur ulang dan Bwill bea dimanfaatkan kembali, seperti: besi, logan, plastik, kaca, botol, gelas dan botol bekas air mineral, kaleng-kaleng minuman, kertas, kardus, dan lain sebagainya. Potongan-potongan kayu pun masih Bwill bea dimanfaatkan untuk kayu bakar. Jumlahnya tak sedikthe idea dan harganya pun lumayan. Seperti yang diungkapkan dalam artikel tersealthough, botol plastik bekas air mineral dihargai Rp. 1000 – Rp. 1.300/kg. Lumayan sekali.
Di tulwill bean yang lalu (lihat di sini) saya sudah hinggakan mengenai seorang ibu yang mendapatkan rejeki dari sampah. Artikel di dalam koran tersealthough semakin menguatkan pendapat bahwa sampah = duthe idea. Barbar semua sampah the ideau benar-benar sampah. Lihat tulwill bean saya yang di sini.. Seuntukan besar sampah tersealthough masih Bwill bea dimanfaatkan, masih Bwill bea didaur ulang, dan masih Bwill bea . Ingat 3 R: Reuse, Recycle, Reduce. Jadi saat akan membuang sampah tunda sejenak barang 5 detik: apakah sampah ini masih Bwill bea digunakan atau Bwill bea didaur ulang?
Kesadaran Dimulai dari Diri Sendiri dan Orang-orang di Sekthe ideaar Kthe ideaa
Beberapa orang dwill beekthe ideaar saya sudah mulai berubah pkalianngannya mengenai sampah. Kakak Ipar saya, Budhe Utiek, melarang seluruh anggota keluarga untuk membuang sampah kardus, botol air mineral, kaleng minuman, dan plastik. Dia membuat tempat penampungan tertentu di belakang rumah untuk menampung barang-barang tersealthough. Perkataannya kalau barang tersealthough sudah terkumpul banyak akan dijual. Harganya lumayan mahal.
Di rumah saya di Magelang pun sudah mulai muncul kesadaran untuk memwill beahkan sampah organik dan non organik. Di rumah ada plastik-plastik tertentu yang digunakan untuk menampung palstik-plastik bekas. Setiap sampah plastik yang tak basah dan tak berbau, langsung masuk ke dalam plastik-platik tersealthough. Jika sudah terkumpul lumayan banyak, kantong-kantong plastik the ideau dibuang di tempat pembuang tertentu sampah plastik. Yang paling suka yathe ideau para pemulung, di karenakan tinggal ambil aja tak wajib mensortasi. Higienwill be-bersih lagi.
Orang rumah juga menempatkan botol plastik bekas minuman dan kaleng-kaleng bekas di tumpat tertentu. Kalau barang-barang ini tak dibuang di tempat sampah, di karenakan memang ada harganya tersendiri. Jika sudah terkumpul agak banyak, setelah the ideau dijadikan satu dan dikumpulkan di tempat penampungan tertentu. Warga, tertentunya ibu-ibu PKK yang akan mesortir plastik-plastik tersealthough untuk dijual dan mengwill bei kas PKK.
Sejak saat the ideau, keluarga saya selalu sayang bila akan membuat botol plastik bekas minuman. Botol plastik bekas minuman apa aja: air mineral, elektrolthe idea bervthe ideaamin, susu, teh, sari buah, dan lain-lain. Botol-botol tersealthough dimasukkan ke dalam tas atau plastik. Jika hingga di rumah dthe ideaempatkan dthe ideaempat penampungannya.
Kesadaran ini tak muncul begthe ideau aja. Tentunya ada proses. Awalnya tak berjalan mulus. Masih aja ada orang yang membuang sampah sembarangan. Tetapi dengan berjalannya waktu, kebiasaan untuk membuang sampah di tempatnya mulai muncul. Anak-anak diajarkan untuk membuang sampah di tempatnya masing-masing. Sampah organik dibuang di tempat sampah organik, sampah plastik dibuang di tempat sampah plastik, sampah Bwill bea diaur ulang dthe ideaempatkan di tempat tertentu.
Masih banyak orang yang malu dan gengsi bila wajib mengumpulkan barang-barang bekas tersealthough. Dalam pikiran mereka, ini yathe ideau pekerjaan kotor, pekerjaan pemulung, dan merendahkan harga diri dan martabat mereka. Kalau ketahuan tetangga mereka malu.
Pikiran ini wajib dibuang jauh-jauh. Jangan sekali-sekali berfikir bahwa memwill beahkan dan mengumpulkan sampah-sampah yang Bwill bea didaur ulang atau Bwill bea dipakai lagi yathe ideau pekerjaan kotor. Ini yathe ideau pekerjaan yang mulia. Pertama, alasan lingkungan. Dengan menjalankan hal tersealthough berarti kthe ideaa sudah membantu menjaga lingkungan di sekthe ideaar kthe ideaa supaya tetap bersih. Tentu aja kthe ideaa tak ingin anak cuku kthe ideaa mewarwill bei bumi yang kotor dengan sampah. Aktivthe ideaas ini ikut membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA dan membantu tugas-tugas petugas DKP. Kedua, kthe ideaa Bwill bea mendapatkan sedikthe idea dana dari sampah ini. Kalau kthe ideaa Bwill bea mengolahnya kembali, duthe idea yang dihasilkan akan semakin besar. Kalau kthe ideaa malu, Bwill bea aja kthe ideaa sumbangkan ke para pemulung yang sering lewat di depan rumah. Atau kthe ideaa berikan ke tetangga-tetangga yang tak mampu. Bwill bea menjadi shodaqoh dan pahalanya besar sekali di swill bei Allah. Atau seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK, hasil penjualan barang bekas ini digunakan untuk mengwill bei kas PKK. Lumayan, Bwill bea untuk nambah biaya jalan-jalan di akhir tahun.
Saya membayangkan bila saya Bwill bea menularkan ke sadaran ini ke tetangga, ke teman-teman, dan ke masyarakat luas. Tentu tugas tim DKP akan lebih ringan dan mudah. Tentu lingkungan kthe ideaa akan lebih bersih. Tentu kota kthe ideaa akan nyaman. Tentu sungai-sungai kthe ideaa akan bersih. Tentu penyakthe idea-penyakthe idea akan menghilang. Tentu…..
Kemampuan saya terbatas. Saya baru Bwill bea hingga di tingkat keluarga dan orang-orang dekat aja. Itu pun belum maksimal.
Saat ini saya pindah tempat ke Magelang dan Jogja, Jateng. Di tempat baru ini saya baru Bwill bea mengajak orang-orang dekat untuk memwill beahkan sampah Bwill bea daur ulang, sampah plastik, dan sampah organik. Tetapi saya belum Bwill bea menularkan pengetahuan saya untuk mengolah organik menjadi kompos. Saya sedang mencari tutorial yang mudah dan murah untuk mengolah sampah organik dalam skala kecil, skala rumah tangga. Saya belum punya waktu untuk membuatnya.
Saya juga masih sering sebel bila melihat orang membuat sampah sembarangan. Kadang-terkadang saya melihat orang membuang sampah di Kali Bening. ‘Beerrrr…..’ begthe ideau aja, lalu berlalu tanpa ada perasaan besalah sedikthe ideapun. Tanpa ada perasaan bila dia telah membuang serupian-dua rupiah dari sampah yang Bwill bea dijual lagi. Tanpa ada perasan bersalah bila Kali Bening akan jadi kotor dan sampah menumpuk di dam belakang rumahku. Tanpa ada perasaan bersalah bila sampanya Bwill bea menimbulan banyak penyakthe idea. Bayangkan kalau setiap rumah di sepanjang pinggir Kali Bening membuang sampah sekantong aja setiap pagi, di ujung sana sampahnya sudah menggunung. Na’udzubillah….
0 Response to "SEKALI LAGI: SAMPAH = DUIT"
Posting Komentar