Mayoritas Tapi Paling Disudutkan
D U N I A Y A N G T E R B A L I K
Indonesia mayoritas Islam, tapi, yang paling disudutkan Muslim.
Lebih serem yang pake cadar, dari pada yang pake rok mini.
Lebih serem orang berjenggot, dari pada yang tatoan.
Pake baju tauhid ditangkep, pake baju PKI gapapa.
Lebih curiga sama yang rajin ibadah di mesjid, dari pada orang yang mabok-mabokan dan judi.
Diduga teroris langsung tembak, bandar Narkoba Internasional bisa di nego.
Lebih mentolelir aliran sesat, dari pada syariat.
Dunia sudah kebolak balik?
Yang nyunnah – radikal
Yang nyeleneh – toleran
Yang jilbab syar’i – ekstrem
Yang ga pake jilbab – cantik
Yang menikah lagi - Penjahat
Yang main pelacur - Biasa lelaki
Yang muda sholat 5 waktu – Waspadai
Yang muda ga sholat – masih muda
Yang jenggotan rajin ke masjid – teroris
Yang jenggotan rajin dugem – keren
Yang ke majelis ta’lim pekanan – Fanatik
Yang ke bioskop harian – gaul
Yang hapal Al Qur’an 30 juz – militan
Yang hapal banyak musik – hebat
Yang anaknya di jilbabin – Keterlaluan, melanggar HAM
Yang anaknya pake rok mini – imutnya
Yang pakai baju koko – sok alim
Yang ga pake baju – jantan
Yang hariannya bicara Islam – sok ustadz
Yang hariannya ghibah – up to date
Media islam – radikal
Media porno – kebutuhan
.
Buka Mata Hati Anda hai manusia!
ﺑَﺪَﺃَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَﻄُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺑَﺎﺀِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.”
(HR. Muslim no. 208)
Sahabat bertanya siapa kah orang asing itu,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab:
Mereka ialah orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan di tengah kerusakan.
(HR. Ahmad) .
Dan ingatlah bahwa kalian semua PASTI MATI dan hanya kepada Allah Tabaroka wa Ta'āla kalian akan kembali serta dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan kalian
Maka segeralah bertobat selagi masih ada kesempatan..
Ust. Zaenal Abidin Bin Syamsudin, Lc
Copas dari sebelah
0 Response to "Mayoritas Tapi Paling Disudutkan"
Posting Komentar