PEMBENIHAN IKAN MAS KOKI DI BBPBAT
PENDAHULUAN
Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya berlimpahjuga peluang pasar yang besar, baik didalam negeri mapun di luar negeri. MenurutRini, Indonesia memiliki berbagai jenis ikan hias air laut maupun air tawar yang merupakan suatu keuanggulan komporatif. Namun, hingga saat ini perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalammenternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenismempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya (Ipteknet, 2008).
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan, yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan. pembenihan adalah merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.
Ikan mas koki (Carrassius auratus) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang tergolong dalam jenis ikan karper. Ikan mas koki berasal dari China namun ternyata jenis ikan ini sudah menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Pada awal mulanya bentuk tubuh ikan mas koki samama dengan ikan mas (Cyprinus carpio), perbedaanya hanya terletak pada sepasang sungut yang tidak dimiliki oleh ikan mas pada mulutnya. Setelah melalui proses perkawinan silang akhirnya ikan mas koki mengalami mutasi diawalai dari warna tubuh, sirip dan ekor.
Selain populer, ikan mas koki mudah dalam pembudidayaannya dan selain itu juga lebih menguntungkan. Membudidayakan ikan mas koki tidak memerlukan lahan yang cukup luas dan siklus reproduksinya relatif singkat dengan harga jual yang cukup tinggi. Ikan mas koki digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Dengan harga yang relatif terjangkau, ikan mas koki memiliki pasaran dan tingkat permintaan yang stabil. Komoditas air tawar ini banyak diminati oleh konsumen ikan hias untuk dipelihara di dalam akuarium. Ikan mas koki memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan jenis ikan hias air tawar lainnya. Namun, ketersediaan benih masih menjadi kendala dalam usaha budidaya ikan mas koki. Selain itu, penerapan teknik budidaya masih minim dikuasai oleh pembudidaya ikan mas koki. Sehingga produksi benih ikan mas koki tidak tersedia secara berkesinambungan dan belum bisa memenuhi tingkat permintaan pasar yang meningkat setiap tahunnya.
Adapun teknik budidaya yang dimaksud adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pembudidaya ikan untuk menunjang pertumbuhan benih yang baik dengan tingkat survival rate yang tinggi. Mendorong pertumbuhan benih ikan dengan menerapkan kondisi lingkungan yang terkontrol merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam usaha budidaya ikan. Oleh karena itu, salah satu parameter lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan benih ikan adalah temperatur (suhu) air.
Tujuan utama kegiatan budidaya ikan mas koki adalah untuk menghasilkan keturunan yang memenuhi standar yang diinginkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu usaha untuk mencapat tujuan tersebut di atas adalah pembenihan. Kegiatan pembenihan dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi karena balai ini merupakan pusat pengembangan dan perekayasaan teknologi budidaya air tawar dengan sarana dan prasarana yang lengkap.
Biologi Ikan mas koki
Taksonomi
Menurut Lingga dan Susanto dalam Chui et al. (2009), taksonomi ikan mas koki antara lain :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariphisysoidei
Sub ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus
Morfologi
Menurut Iskandar (2004), ikan mas koki memiliki bentuk tubuh yang unik dan sisik yang sangat menarik. Ikan mas koki tergolong ke dalam jenis ikan yang mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Bentuk tubuh ikan mas koki agak memanjang dan pipih tegak (compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun dari tiga baris. Gigi geraham secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas koki ditutupi oleh sisik yang berukuran relatif kecil.
Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari tulang keras. Sementara itu, sirip ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari tulang keras dan bergerigi dan seluruh bagian siripnya berbentuk rumbai-rumbai atau panjang. Garis rusuk atau gurat sisi (linnea lateralis) pada ikan mas koki tergolong lengkap, berada dipertengahan tubuh dengan posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Menurut Ardi et al. (2008), adapun ciri-ciri induk jantan ikan mas koki adalah pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. Warna tubuhnya cemerlang dibandingkan dengan induk betina, ukuran tubuhnya lebih ramping, gerakannya lebih lincah, dan induk jantan yang telah matang gonad bila diurut pada bagian perut sampai pada lubang urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna putih yang disebut dengan sperma.
Sedangkan pada induk betina, sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba. Warna tubuh agak pucat tidak secerah induk jantan, gerakannya relatif lebih lambat, ukuran tubuhnya lebih besar dari induk jantan. Induk betina yang sudah matang gonad bila diurut dibagian perut sampai lubang urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna kuning yang disebut dengan sel telur.
Habitat dan Penyebaran
Menurut Chui et al. (2009), ikan mas koki (Carassius auratus auratus) memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan mas koki dalam mencari makan karena ikan mas koki akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton.
Ikan mas koki yang pelihara di kolam atau di akuarium dapat di pijahkan sepanjang tahun. Tetapi ikan mas koki di alam biasanya memijah setelah musim hujan karena banyak dataran yang terendam air dan telah kering beberapa bulan, karena tempat tersebut mengeluarkan bau ampo atau bau has dari dalam tanah sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat itu.
Ikan mas koki sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia, ikan mas koki mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas koki yang terdapat di Indonesia merupakan ikan yang dibawa dari Cina. Penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Australia. Sedangkan pembudidayaan ikan mas koki di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra.
Pembenihan
Persiapan Wadah Pemijahan
Menurut Rahmat et al. (2009), untuk kegiatan pembenihan ikan mas koki wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 100x60x60 cm dengan bentuk persegi panjang. Akuarium yang digunakan, sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.
Air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang berasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan air tersebut mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan gangguan budidaya ikan mas koki. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air terserbut dimasukan ke dalam akuarium dengan ketinggian 30 cm dan diberi aerasi.
Ikan mas koki termasuk salah satu ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Oleh karena itu, dalam kegiatan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Namun, tanaman air yang sering digunakan adalah tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes). Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu dibersihkan agar hama yang menempel pada tanaman tersebut tidak terakumulasi di dalam air pemeliharaan ikan mas koki. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylen blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen yang dapat membahayakan ikan mas koki. Setelah itu, enceng gondok dapat dimasukkan ke dalam akuarium.
Memilih Induk
Seleksi induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan. Untuk ikan mas koki biasanya mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad.
Seleksi induk ikan mas koki dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :
Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan mas koki matang gonad.
No | Induk Jantan | Induk Betina |
1 | Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. | Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba. |
2 | Jika perut diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih | Jika perut diurut, keluar cairan kuning bening. perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan. |
3 | Berusia 6 – 7 bulan | Berusia 7 bulan |
4 | Pergerakannya normal (lincah) | Warna cerah dan agresif |
5 | Berbadan sehat. | Organ tubuh lengkap |
Menurut Rahmat et al. (2009), tanda-tanda lain pada induk ikan mas koki yang siap melakukan pemijahan adalah dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar-kejaran. Induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina. Dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan mas koki tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas koki adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah pemijahan.
Pemijahan
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembenihan ikan. Induk yang baik adalah modal dasar dan utama untuk mencapai keberhasilan memproduksi benih ikan yang berkualitas. Kegiatan pemijahan yang dilakukan akan sia-sia jika induk yang digunakan adalah induk yang tidak baik. Beberapa kegiatan pemeliharaan induk yang dilakukan adalah pemberian pakan, manajemen kualitas air dan melakukan sampling pertumbuhan panjang dan berat secara berkala untuk mengetahui tingkat pertumbuhan induk dan kematangan gonad.
Induk ikan mas koki yang ada di BBPBAT Sukabumi berasal dari pemeliharaan mulai dari benih sampai dewasa. Induk ikan mas koki hasil seleksi yang sudah matang gonad dipelihara dulu dalam bak pemeliharaan induk berupa bak fiber bulat dengan diameter 150 cm dan tinggi 70 cm secara terpisah antara jantan dan betina agar tidak terjadi pemijahan liar. Induk ikan mas koki yang dipelihara dalam bak fiberglass memiliki berat rata-rata 150 – 200 gram dengan umur rata-rata di atas 7 bulan.
Gambar 9. Bak fiberglass untuk pemeliharaan induk ikan mas koki
Sedangkan wadah yang digunakan untuk pemeliharaan calon induk ikan mas koki adalah di kolam pembesaran semi intensif berukuran ………………… .meter, dimana pemeliharaanya menggunakan hapa dengan tujuan untuk memisahkan jenis induk yang satu dengan yang lainnya, mempermudah pengontrolan dan mengoptimalkan penggunaan kolam.
Pemberian Pakan Induk
Pada saat pemeliharaan induk, pakan sangat berpengaruh terhadap laju kematangan gonad pada ikan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan pukul 15.00 WIB. pakan diberikan secukupnya untuk menghindari kelebihan pakan yang dapat mempengaruhi kualitas air sehingga mengakibatkan keracunan pada ikan. pakan yang diberikan pada induk ikan mas koki adalah pakan buatan atau pellet komersil dengan kadar protein 39 – 41 %. Kadar protein ini sangat sesuai, protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecilnya ukuran telur dan ukuran telur tersebut merupakan indicator kualitas telur yang dihasilkan oleh induk betina (Nurmawanti, 2005).
Pakan induk dan pemberian pakan
Jenis pakan yang buatan yang digunakan untuk induk ikan mas koki BBPBAT Sukabumi adalah berupa pelet apung produksi PT. Suri Tani Pemuka, dengan nama komersial pakan “Comfeed”, komposisi kandungan nutrisi pakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Komposisi kandungan pakan induk ikan mas koki
No | Komposisi | Kadar |
1 | Protein | 39 – 41 % |
2 | Lemak | Min 5 % |
3 | Serat kasar | Min 6 % |
4 | Abu | Min 11 % |
5 | Kadar air | 10 % |
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka
Kualitas Air Pemeliharaan Induk
Dalam wadah pemeliharaan induk ikan mas koki (bak fiberglass) di BBPBAT Sukabumi yaitu menggunakan sistem sirkulasi (perputaran atau pergerakan air dalam wadah pemeliharaan). Sirkulasi ini menggunakan pompa air dan bak penampungan air yang dilengkapi penyaring air. Proses kerjanya, air dialirkan ke setiap wadah, kemudian pada bagian bawah bak fiberglass di lengkapi saluran pembuangan air yang telah dihubungkan dengan bak penampung air, sehingga air yang masuk akan keluar melalui saluran pembuangan kemudian dialirkan ke bak penampungan air, melewati penyaring dan air yang sudah disaring kemudian dialirkan kembali ke masing-masing wadah.
Sistem ini bertujuan agar air di dalam wadah tidak keruh, menjaga keseimbangan parameter dalam air, menjaga kestabilan suhu, membantu distribusi oksigen ke segala arah serta menjaga akumulasi mengumpulnya hasil metabolit beracun. Setiap tiga hari sekali dilakukan pergantian air, pencucian dinding dan dasar wadah serta pencucian saringan. Pergantian air dan pembersihan kotoran yang mengendap di dasar wadah dapat dilakukan dengan teknik siponisasi yaitu membuang air sekaligus mengangkat kotoran-kotoran yang ada berupa sisa-sisa pakan dan metabolisme. Parameter kualitas airwadah pemeliharaan induk ikan mas koki dapat dilihat sebagai berikut.
Data kualitas air pemeliharaan induk ikan mas koki
No | Parameter | Satuan | Nilai |
1 | Suhu | 0C | 25 |
2 | pH | - | 6,10 |
3 | O2 | mg/l | 3,36 |
4 | CO2 | mg/l | 20,90 |
5 | Kesadahan | mg/l | 89,88 |
6 | Amoniak (NH3) | mg/l | 0,09 |
7 | Nitrit (NO2) | mg/l | 0,00 |
Sumber : Lab. Kualitas Air BBPBAT Sukabumi
Pemijahan
Persiapan Wadah Pemijahan
Wadah yang digunakan untuk meijahkan ikan maskoki adalah akuarium berukuran 100 x 60 x 60 cm, sebelum digunakan akuarium dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan detergen supaya bersih dan steril, kemudian akuarium dibiarkan sampai kering.
Selanjutnya akuarium disi dengan air bersih dengan ketinggian 25 cm dengan volume 150 liter/akuarium. kemudian diberikan aerasi dan kakaban sebagai tempat menempelnya telur. Kakaban yang digunakan terbuat dari tali rafia yang telah disisir rapi. sebelum digunakan, kakaban dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan supaya telur yang menempel tidak terkena parasit atau penyakit.
Seleksi Induk
keberhasilan suatu kegiatan pemijahan dipengaruhi oleh factor kondisi induk da lingkungan tempat memijahnya ikan. oleh sebab itu sebelum melakukan kegiatan pemijahan perlu dilakukan seleksi induk ikan maskoki yang benar – benar induk unggul. hal – hal yang perlu diperhatikan dalam dalam menyeleksi induk antara lain induk telah matang kelamin, sehat dan tidak mengalami stress, tubuh normal, tidak cacat dan tidak terserang penyakit.
Ikan maskoki dapat dijadikan induk bila sudah mencapai umur 7 bulan ke atas. cirri – cirri induk jantan dan betina yang sedang matang gonad sebagai berikut:
§ Induk jantan, pada bagian sirip dada bila diraba terasa kasar, bila diurut pada bagian perut kearah pangkal akan keluar cairan sperma berwarna putih susu.
§ Induk betina, pada sirip dada bila diraba terasa halus, perut kelihatan besar ke arah belakang, apabila diraba terasa lembek dan apabila diurut akan keluar telur (cairan berwarna kuning).
Seleksi induk dilakukan dengan menangkap ikan terlebih dahulu dengan menggunakan serokan (Scoopnet). Untuk mengurangi stress pada saat seleksi induk meke perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Sebaiknya tidak memegang induk secara lansung dengan tangan tetapi dengan menggunakan serokan atau dengan menggunakan kain sebagai alas
2. Gunakan serokan yang tidak menjerat atau melukai induk
3. Hindari induk untuk banyak bergerak untuk mengurangi stress
4. Jangan terlalu lama meletakan/membiarkan induk diluar air ketika melakukan seleksi untuk menghindari ikan stress akibat kekurangan oksigen.
Hal yang sangat penting dalam kegiatan seleksi induk adalah menentukan induk yang baik dalam kondisi siap memijah. Setelah induk ditkumpulkan, langkah selanjutnya adalah menentukan induk yang baikdan siap pijah secara visual. Setelah induk dinyatakan baik melalui pengamatan secara visual maka induk tersebut langsung dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
Beberapa jenis ikan mas koki yang akan dipijahkan adalah Tosa, Oranda/Spencer, Lion head dan Blackmoor.
Jenis induk yang dipijahkan (Oranda, Lion head, Blackmoor
dan Tosa)
Proses Pemijahan
Proses pemijahan terjadi secara alami. pemijahan dilakukan tanpa memberikan rangsangan hormon. Teknik pemijahan ini hanya menggunakan media yang telah disiapkan dan memilih induk yang benar – benar telah matang gonad. Dalam pemijahan secara alami factor suhu sangat menentukan, suhu air pada waktu pemijahan adalah 24oC.
Induk – induk yang telah diseleksi ditimbang bobot awal tubuhnya (induk yang ditimbang hanya induk betina). Setelah itu induk dimasukan ke dalam wadah pemijahan. Induk dimasukan pada pagi hari, pemijahan dilakukan dengan ratio 2:1 ( 2 ekor jantan dan 1 ekor betina). Data induk yang dipijahkan dapat dilihat pada tabel 4.
Ciri-ciri ikan mas koki yang sedang mengalami proses pemijahan adalah induk ikan mas koki saling kejar-kejaran. Induk jantan akan mengejar dan menggosokan badannya pada induk betina yaitu pada perut bagian belakang dan anusnya dan induk jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur. Telur yang keluar akan menempel pada kakaban. Induk yang telah memijah ditimbang kemali bobot tubuhnya (induk betina) kemudian segera dipindahkan dari akuarium pemijahan ke bak pemeliharaan induk untuk mencegah induk memakan telurnya.
Data induk pada pemijahan ikan mas koki
Aquarium | Jenis Induk | Jumlah (ekor) |
I
| Tosa Tosa Lion head | 1 ekor ♀ 1 ekor ♂ 1 ekor ♂ |
II
| Tosa Tosa | 1 ekor ♀ 2 ekor ♂ |
III
| Tosa Tosa Lion head | 1 ekor ♀ 1 ekor ♂ 1 ekor ♂ |
IV
| Tosa Tosa Spenser | 1 ekor ♀ 1 ekor ♂ 1 ekor ♂ |
V
| Black moor Oranda | 1 ekor ♀ 2 ekor ♂ |
Penetasan Telur
Telur – telur hasil pemijahan dipelihara dalam akuarium ukuran 100 x 60 x 60 cm. Sebelumnya akuarium ini digunakan sebagai tempat memijah. Setelah proses pemijahan , induk diangkat dan dipindahkan ke bak pemeliharaan induk sedangkan telur dibiarkan di dalam akuarium. Selanjutnya dilakukan pemberian Methylen blue sebanyak 5 (lima) tetes tiap akuarium. Pemberian methylen blue dengan tujuan untuk menjaga telur agar tidak rusak oleh jamur. Telur – telur yang telah dibuahi akan mmelekat pada dasar akuarium dan kakaban. apabila kondisi perairan baik dengan suhu yang mendukung maka telur akan menetas dalam waktu 2-4 hari setelah pemijahan. Telur-telur ikan mas koki akan terlihat perubahannya, telur yang berkualitas baik akan berwarna putih bening atau hijau kekuningan, sedangkan telur yang berkualitas buruk akan berwarna putih susu atau putih keruh.
Dalam pelaksanaan praktek lapangan telur ikan mas koki menetas dalam waktu 3 hari hari setelah pemijahan dengan kondisi suhu 24-26 0C. Selanjutnya adalah melakukan penghitungan jumlah telur, dalam penghitungan jumlah telur ini jumlah telur sampel adalah 966 butir / gram. Untuk jumlah telur hasil pemijahan dan derajat penetasan telur (Hatching rate) dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Pengambilan Data Jumlah Telur
Cara penghitungan telur yang dilaksanakan selama pelaksanaan praktek kerja lapangan adalah dengan metode gravimetric (Effendi, 1992) dimana induk betina sebelum memijah ditimbang terlebih dahulu kemudian setelah memijah induk betina ditimbang kembali. Penghitungan jumlah telur dilakukan dengan pengambilan telur sampel pada kakaban secara acak. Teknik pengambilan telur dilakukan dengan cara menyedot telur menggunakan pipet tetes kemudian telur yang disedot ditimbang kemudian dihitung jumlah butir telurnya.Hasil penghitungan sampel adalah dimana tiap 0,5 gram telur terdapat 483 butir telur.
Hasil penghitungan jumlah telur (fekunditas) dapat dilihat pada tabel dibawa ini.
Tabel 6. Data jumlah telur pemijahan ikan mas koki
Akuarium | Jenis induk | Bobot awal (Gr) | Bobot akhir (gr) | Fekunditas |
I
| Tosa Tosa Lion head | 168, 54 | 143,45 | 24.236 |
II
| Tosa Tosa | 109,27 | 93,80 | 14.944 |
III
| Tosa Tosa Lion head | 120,58
| 108,39
| 11.775
|
IV
| Tosa Tosa Spenser | 141,03 | 134,53 | 6.279 |
V
| Black moor Oranda | 91, 20 | 77,32 | 13.408 |
Pengambilan Data Derajat Penetasan Telur
Penetasan telur terjadi berkisar 48 – 72 jam setelah proses pemijahan. Dalam kegiatan praktek di lapangan, pengambilan data penetasan telur dilakukan dengan menghitung jumlah larva. Cara penghitungannya dilakukan dengan menggunakan sendok ukur ukuran 2,5 Ml. Hasil penghitungannya adalah setiap sendok ukur (2,5 Ml) terdapat 1.537 ekor larva. Data tingkat derajat penetasan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Data derajat penetas (Hatching rate) pemijahan ikan mas koki
Akuarium | Jenis induk | Jumlah larva | Jumlah total telur | % HR |
I
| Tosa Tosa Lion head | 15.375 | 24.236 | 63,43 |
II
| Tosa Tosa | 10.759 | 14.944 | 71,99 |
III
| Tosa Tosa Lion head | 10.740 | 11.775 | 91,21 |
IV
| Tosa Tosa Spenser | 3.690 | 6.279 | 58,76 |
V
| Black moor Oranda | 11.456 | 13.408 | 85,44 |
Pemeliharaan Larva
Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva
Kegiatan yang dilakukan sebelum penebaran larva adalah persiapan wadah pemeliharaan larva. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah kolam beton berukuran 10 x 5 x 2 meter dan kolam berukuran 2,5 x 3 x 1 meter. Sebelum digunakan kolam dibersihkan untuk menghindari adanya hama dan penyakit dengan penyikatan pada bagian dindin dan dasar kolam, kemudian kolam dikeringkan. Setelah itu diairi dan diberi pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan pakan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dimana pupuk dimasukan di dalam karung kemudian dimasukan dan dibiarkan di dalam kolam selama beberapa hari sebelum larva ditebar. Selanjutnya kolam diaerasi untuk suplai oksigen.
Kolam pemeliharaan ini dilengkapi dengan outlet dan inlet, dimana inletnya berupa air mengalir yang dialiri oleh pipa PVC yang berukuran 5 inchi.
Kolam pemeliharaan larva
Penebaran Larva
Larva – larva hasil pemijahan ikan mas koki selama 3 – 4 hari masih dibiarkan dalam akuarium penetasan sebelum ditebar atau dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Hal ini dilakukan karena larva masih belum kuat berenang, hari pertama penetasan larva masih menempel di dinding dan dasar akuarium dan setelah beberapa hari mulai berenang tapi tidak begitu teratur. Panen larva dari akuarium penetasan dilakukan dengan menggunakan scoop net dan alat sipon. Larva dipindahkan secara hati – hati dimana untuk sementara ditampung dalam ember selanjutnya dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva.
Larva ikan mas koki
Pada saat penebaran larva di dalam kolam aklimatisasi dapat dilakukan dengan cara memasukan ember sedikit demi sedikit ke dalam kolam, sehingga air pemeliharaan tersebut masuk ke ember, setelah itu barulah larva dikelurkan secara perlahan-lahan. Jumlah larva yang ditebar setelah disampling dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data penebaran larva ikan mas koki
Jenis Induk | Wadah | Umur Larva ( hari ) | Jumlah Larva (ekor) |
Tosa Tosa Lion head | Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m) | 4 | 15.375 |
Tosa Tosa | Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m) | 4 | 10.759 |
Tosa Tosa Lion head | Kolam pendederan (10 x 5 x 2 m) | 4 | 10.740 |
Tosa Tosa Spenser | Kolam pendederan (2,5 x 3 x 1) | 4 | 3.690 |
Black moor Oranda | Kolam pendederan (2,5 x 3 x 1) | 4 | 11.456 |
Pemberian Pakan
Larva ikan mas koki mempunyai cadangan makanan yaitu kuning telur (yolk) sampai umur 3 – 4 hari setelah menetas dan setelah tiga hari larva masih memiliki mulut yang kecil dan pencernaan yang belum sempurna. Setelah itu maka dapat dilakukan pemberian pakan secara teratur. Selama praktek lapangan pakan yang diberikan pada larva adalah tepung susu dan tepung jagung yang dilarutkan dalam air. Pemberian pakan ini dilakukan dengan menggunakan alat …………, pakan diberikan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi pukul 08.30 WIB dan sore hari pukul 03.00 WIB. Selain itu larva juga dapat memanfaatkan pakan alami yang ada di sekitar kolam.
Setelah umur 10 hari larva ikan mas koki mulai diberi pakan berupa pellet halus. Adapun tahapan pemberian pakan pada larva ikan mas koki dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tahapan pemberian pakan pada larva
No | Umur Larva | Jenis Pakan | Keterangan |
1
| 1 – 3 hari
| Kuning telur yang masih terkandung dalam tubuh larva |
|
2 | 4 – 13 hari | Tepung susu dan tepung jagung | Dilarutkan dalam air |
3 | 14 - dst
| Pakan halus | Dilarutkan dalam air |
Data pertumbuhan larva dengan pemberian pakan dapat dilihat pada lampiran …, dimana setelah pemeliharaan selama 10 hari setelah ditebar panjang larva rata-rata mencapai …cm dan berat rata-rata …cm.
Kualitas Air Pemeliharaan Larva
Kualitas air merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang kegiatan pemeliharaan larva. Kualitas air kolam pemeliharaan larva perlu dijaga agar tetap baik. Pengelolaan kualitas air di kolam pendederan dilakukan dengan sistem air mengalir selama 24 jam . Untuk meningkatkan suplai oksigen terlarut diberi aerasi yang cukup dan terus menerus. Kualitas air kolam pemeliharaan larva dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Data kualitas air kolam pemeliharaan larva
No | Parameter | Satuan | Nilai |
1 2 3 4 5 6 7 | Suhu pH O2 CO2 Kesadahan Amoniak (NH3) Nitrit (NH2) | oC - Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L | 24,10 7,30 5,65 12,14 89,88 0,56 0,049 |
Sumber : Lab. Kualitas Air BBPBAT Sukabumi
Manajemen Pengelolaan Kualitas Air
Air merupakan media hidup ikan yang harus bersih dan tidak mengandung zat-zat berbahaya serta terhindar dari hama dan penyakit. Lingkungan yang baik untuk ikan mas koki adalah lingkungan yang memiliki air bersih dan dapat memenuhi criteria persyaratan habitat hidup ikan mas koki. Kualitas air bagi ikan mas koki sangat menentukan produktivitas dan kualitas induk serta kematangan gonad untuk menghasilkan telur yang baik.
Salah satu penyebab menurunnya kualitas air adalah pellet yang tidak dimakan ikan dan mengendap. Akumulasi endapan pakan ini akan menumpuk menjadi bahan organik yang akan diurai oleh bakteri pembusuk. Akibatnya, air akan menjadi keruhdan kualitasnya akan menurun. Air yang keruh tidak mampu mengikat oksigen dengan baik. Hasil pembusukan bahan organik tadi akan menghasilkan senyawa ammonia (NH3) yang dapat merugikan kelangsungan hidupikan. Jika kadar ammonia terlalu tinggi, kadar oksigen terlarut dalam air berkurang. Akibatnya ikan akan kekurangan oksigen, jika kondisi dibiarkan maka dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Oleh karena itu pergantian dan penyiponan air harus dilakukan secara rutin (Lesmana, 2001 dalam Yoanita, 2009)
Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan, nilai parameter kualitas air baik itu pemeliharaan induk maupun larva masih sangat baik, parameter tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat penting, suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan bagi ikan tapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan dalam waktu yang panjang, misalnya stres yang ditandai tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal. Sedangkan suhu rendah dapat mengakibatkan ikan rentan terhadap infeksi jamur dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Data pengukuran suhu saat praktek kerja lapangan yaitu 25 0C untuk bak pemeliharaan induk sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 24,10 0C. Kisaran ini sangat ideal. Menurut Purwakusuma (2011), suhu ideal untuk ikan mas koki berada pada kisaran 200C-250C. Fluktuasi perubahan suhu diharapkan tidak lebih dari 50C, terutama dalam proses pergantian air atau proses transportasi.
2. pH
Menurut Iskandar (2004), naik turunya pH berhubungan dengan munculnya jenis-jenis penyakit pada ikan. Jika pH berada pada kadar basa, maka akan tumbuh bakteri yang membahayakan hidup larva ikan mas koki. Sedangkan jika kadar pH air berada pada tingkat asam, maka akan menyebabkan tumbuhnya jamur pada wadah budidaya. Hasil pengukuran pH pada saat praktek lapangan adalah 6,10 untuk bak pemeliharaan induk, sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 7,30. Nilai ini masih dapat ditolerir oleh ikan mas koki.
3. Oksigen terlarut (O2)
Jumlah oksigen terlarut yang terdapat di dalam air sangat penting untuk diperhatikan. Kekurangan oksigen terlarut dalam air akan mengganggu kehidupan ikan yang dibudidayakan. Jumlah minimal kebutuhan oksigen terlarut untuk setiap jenis ikan tidak sama. Hasil pengukuran oksigen terlarut (CO2) adalah 3,36 mg/l untuk bak pemeliharaan induk sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva adalah 5,65 mg/l. Nilai dapat ditolerir karena menurut Afrianto dan Liviawaty (1999) dalam Agustina (2004) pada perairan dengan konsentrasi <4 mg/l ikan masih mampu bertahan hidup tetapi nafsu makan rendah sehingga pertumbuhannya menjadi lambat dan ikan akan mati bila konsentrasi oksigen mencapai 0 ppm. Untuk itu air budidaya perlu diaerasi untuk suplai oksigen.
4. Karbondioksida (CO2)
Gas karbondioksida yang juga disebut asam arang merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses pernapasan. Kadar CO2 yang mencapai lebih dari 10 mg/l sudah bersifat racun bagi ikan, sehingga ikatan atau kelarutan oksigen dalam darah akan terhambat. Data pengukuran CO2 saat praktek kerja lapangan hanya berkisar 3,36 mg/l untuk pemeliharaan induk dan 5,65 mg/l untuk kolam larva, menurut Lesmana (2001) dalam Agustina (2004) nilai ini tidak membahayakan bagi ikan
5. Kesadahan air (Hardness)
Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul. Elemen yang terbesar yang terkandung dalam air adalah kalsium dan kapur. Jenis ikan tertentu membutuhkan kesadahan tertentu, namun kebanyakan jenis ikan hias senang berada di air lunak (0-50 mg/l). hasil pengukuran kesadahan air adalah 62 mg/l untuk pemeliharaan induk dan 89,88 untuk kolam pemeliharaan larva, nilai sangat baik karena secara umum pertumbuhan dan perkembangan ikan hias akan baik pada kisaran 50 – 100 mg/l atau agak lunak (Lesmana, 2001 dalam Agustina, 2004).
6. Amoniak (NH3) dan Nitrit (NO2)
Amoniak dan nitrit merupakan gas hydrogen buangan hasil metabolism ikan akibat perombakan protein, baik dari ikan itu sendiri yang berupa kotoran maupun dari sisa pakan. Seperti yang dinyatakan Lesmana (2001) dalam Agustina (2004), bahwa kadar amoniak terukur yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 mg/l dan nitrit lebih dari 0,1 mg/l. hasil pengukuran kualitas air saat praktek kerja lapangan, untuk pemeliharaan induk amoniak (NH3) adalah 0,09 mg/l dan nitrit (NH2) 0,00 mg/l sedangkan untuk kolam pemeliharaan larva amoniak (NH3) adalah 0,56 mg/l dan nitrit (NH2) 0,045 mg/l, nilai tidak berbahaya bagi ikan.
Pencegahan dan Penanggulangan Parasit
Seperti jenis-jenis ikan lainnya, ikan mas koki juga dapat terserang penyakit atau parasit yang menyebabkan ikan stress bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Biasanya hal ini disebakan oleh keterlambatan pergantian air, terjadinya perubahan lingkungan yang terus-menerus (memburuk), dan tertular dari luar baik melalui air maupun alat-alat seperti scoop net, pakan, dan lain sebagainya. Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan parasit hanya ditemukan pada induk yang dipelihara dalam bak fiberglass. Adapun jenis parasit yang ditemukan adalah :
1. Argulus Sp.
Argulus merupakan golongan udang renik dengan cirri-ciri bentuk tubuhnya bulat pipih dan warnanya transpran. Ukurannya relatif besar sehingga dapat terlihat dengan mata telanjang secara langsung. Argulus sp. menyerang ikan mas koki pada bagian permukaan tubuh atau kulit dan sirip hingga permukaan tubuh yang terserang kelihatan merah karena luka. Tubuh ikan akan semakin kurus dan pucat karena parasit ini menghisap darah ikan mas koki sehingga jika tidak segera ditangani maka ikan akan mati karena kehabisan darah.
Argulus yang ditemukan pada ikan mas koki rata berjumlah 1 – 5 ekor. Untuk membasminya pertama-tama dapat dilakukan dengan menggunakan pinset, lalu ikan dimasukan ke dalam akuarium yang berisi 200 liter air yang telah diberi bubuk abate sebanyak 20 gr. Perendaman dilakukan selama 24 jam kemudian dapat diganti dengan obat yang baru, hal ini dapat dilakukan sampai ikan benar-benar sembuh. Selain bubuk abate, pengbatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan garam dapur (NaCl) sebanyak 200 gr dalam 200 liter air.
Gambar 13. Argulus sp. (Sumber : Anonim, 2003)
2. Larnea / Cacing Jangkar
Larnea memiliki bentuk tubuh yang panjang seperti cacing dann memiliki kepala seperti jangkar sehingga disebut cacing jangkar, namun parasit ini sebenarnya bukan cacing tetapi sejenis udang renik yang tergolong marga Copepoda. Panjangnya dapat mencapai 2 cm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Larnea biasanya menyerang pada sirip ikan, sehingga tampak melambai-lambai pada permukaan tubuh ikan. Parasit ini sangat merugikan karena menghisap cairan tubuh inangnya sehingga pertumbuhan ikan menjadi terganggu dan akan menjadi lemah (Budiman dan Lingga, 2001 dalam Agustina, 2004). Penanggulangan yang dilakukan sama dengan penanggulangan terhadap Argulus, namun obat lain yang dapat digunakan adalah Tetrasiklin sebanyak 10 ppm atau 250 ml. larutkan tetrasiklin dalam 25 liter air. Ikan direndam selama 24 jam dan lakukan pergantian setiap hari .
0 Response to "PEMBENIHAN IKAN MAS KOKI DI BBPBAT"
Posting Komentar