TERAPKAN SMK BELAJAR TUNTAS
07.38
Add Comment
Budilaksonoputra.....Pada SMK dapat dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku. Model ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar, yang menjadi prinsip dalam pembelajaran keahlian di SMK.
Pengelolaan di Sekolah Menengah Kejuruan sebisa mungkin dilakukan usaha pola belajar tuntas. Peran guru dan karyawan non pendidik dan elemen pendidikan saling berkerjasama, itu sangat penting untuk mewujudkan suatu managemen yang bagus dalam pengelolahan system yang tepat akan mengahasilkan pola system belajat tuntas akan berhasil.
Ada tiga upaya pendekatan dalam penerapan model belajar tuntas pada pembelajaran keahlian di SMK adalah :
1. Pelatihan Berbasis Kompetensi
Penguasaan kompetensi peserta didik dapat melalui pelatihan berbasis kompetensi yakni proses pengajaran dengan perencanaan yang baik sehingga dalam pelaksanaan akan menghasilkan output yang baik. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar kegiatan yang dilakukan dalam proses pengajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan bersama antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri.
Dengan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi ini, pembelajaran pada intinya berisi seperangkat kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik melalui proses kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri sebagai berikut :
- Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta didik
- Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan
- Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya tidak ada ketergantungan
- Adanya program pengayaan bagi peserta didik yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang lebih lamban
Strategi pembelajaran ini menekankan penguasaan kompetensi sesuai standar yang ditentukan, melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur serta berfokus pada peserta didik melalui penyelesaian tugas secara bertahap. Maka penyelenggaraan pembelajaran dengan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Kurikulum harus dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/asosiasi profesi, dan memuat isi yang menunjang pencapaian kompetensi
- Modul/bahan ajar harus dikembangkan berdasarkan kurikulum dan standar kompetensi, serta mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti program sesuai dengan tingkat kecepatan yang dimilikinya
- Guru atau instruktur harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya
- Peserta didik, telah memiliki pengetahuan dasar yang memadai
- Kegiatan diklat diorganisasi secara tepat agar dapat dilaksanakan secara fleksibel dan memberikan perlakuan secara adil kepada peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya
2. Pelatihan Berbasis Produksi
Proses pembelajaran keahlian atau keterampilan melalui pelatihan berbasis produksi berdasarkan prosedur dan standar bekerja berguna untuk menghasilkan produk sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Tujuan pelatihan berbasis produksi adalah ( 1 ) Membekali peserta dengan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, sekaligus menghasilkan produk yang dapat dijual. ( 2 ) Menanamkan pengalaman produktif dan mengembangkan sikap wirausaha, melalui pengalaman langsung memproduksi barang atau jasa yang berorientasi pasar
Pelaksanaan pelatihan berbasis produksi dengan penyelenggaraan unit produksi bertujuan penyelenggaraan unit produksi, yaitu :
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan praktik yang berorientasi pasar
- Mendorong peserta didik dan guru dalam pengembangan wawasan ekonomi dan kewirausahaan
- Memperoleh tambahan dana untuk membantu mengatasi kekurangan biaya operasional sekolah, terutama digunakan untuk perawatan dan perbaikan fasilitas
- Meningkatkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di sekolah
- Meningkatkan kreativitas peserta didik dan guru
- Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, terutama menyangkut keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan masyarakat, sehingga diharapkan dapat lebih cepat menyesuaikan diri terhadap dunia kerja.
3. Pelatihan berbasis industri
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Pembelajaran system ini lebih dikenal dengan nama Pendidikan Sistem Ganda (PSG)/Praktek Industri. PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
PSG dalam pelaksanaannya, kedua belah pihak secara sungguh-sungguh terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan, sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik, serta upaya pemasaran tamatannya.
Sekolah harus benar-benar menyiapkan peserta sesuai dengan karakteristik dan tuntutan dunia kerja tempat berlatih karena di dunia kerja mempunyai iklim yang berbeda dengan di sekolah. Hal tesebut bukan hanya menyangkut dasar-dasar kompetensi, tetapi juga menyangkut kesiapan fisik, mental, wawasan dan orientasi kerja yang benar.
Pelatihan berbasis industri pada dasarnya memiliki nilai kebermaknaan lebih tinggi, terutama dalam memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik. Selain itu dapat memberikan pengalaman belajar dan bekerja bagi peserta didik sesuai dengan dunia nyata dengan keahlian yang dimiliki, sehingga lulusan pendidikan kejuruan mampu bersaing untuk bekerja pada dunia usaha a/industri sesuai dengan bidang keahliannya yang di berikan di SMK.
0 Response to "TERAPKAN SMK BELAJAR TUNTAS"
Posting Komentar