DIRJEN BUDIDAYA PERIKANAN SAFARI RAMANDHAN DI SENTRA TAMBAK UDANG JAWA TENGAH
23.30
Add Comment
Budilaksonoputra……Udang merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya dan menjadi primadona ekspor nasional. Perlahan tapi pasti, usaha budidaya udang nasional mulai bangkit dan berkembang. Program revitalisasi tambak udang yang telah digulirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dan dilaksanakan di sentra-sentra budidaya udang, telah mampu memberikan contoh cara berbudidaya udang yang baik dan sesuai aturan, sekaligus memberikan masukan teknologi baru dalam berbudidaya udang yang berkelanjutan. Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang menjasi lokasi percontohan revitalisasi tambak udang pada tahun 2013. “Pelaksanaan revitalisasi tambak udang melalui tambak percontohan yang dijalankan di beberapa Kabupaten /Kota di Jawa Tengah, telah memberikan hasil dan dampak yang positif. Oleh karena itu kami berinisiatif melakukan peninjauan langsung ke palangan untuk melihat secara langsung keberhasilan dari program ini. Jadi ini dalam rangka Safari “Tambak Udang” Ramadhan, beribadah sambil bekerja dan bekerja sambil beribadah”. Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela kunjungan kerja yang dilakukan di Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan dan Kendal Propinsi Jawa Tengah.
Program revitalisasi tambak yang dilakukan di Kabupaten Brebes sejak tahun 2013, telah menunjukkan hasilnya. Pada saat melakukan panen parsial di Tambak udang kelompok “Muncul Jaya”, Direktur Jenderal Perikanan melihat hasil yang cukup menggembirakan baik dari segi hasil panen maupun penambahan luas areal tambak, yang mencontoh atau menduplikasikan teknologi budidaya udang yang diperkenalkan melalui program ini. “Ini sungguh hasil yang menggembirakan, para petambak harus bangga dengan hasil yang telah dicapai ini. Hasil kerja keras para pembudidaya udang di wilayah Kab Brebes harus dipertahankan dan tetap menjaga kualitas lingkungan. Dengan menjaga kualitas lingkungan, budidaya udang akan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hasil positif ini ternyata menjadi contoh bagi pembudidaya udang lainnya. Data yang kami peroleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan kab. Brebes, saat ini dari 20 ha tambak percontohan, telah berkembang dan bertambah menjadi 417 ha dengan rincian 14 ha budidaya udang secara intensif dan 403 ha berbudidaya udang secara tradisional plus. Tentu saja ini menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi tambak udang”, papar Slamet.
Penambahan areal budidaya udang secara mandiri setelah melihat keberhasilan tambak percontohan juga terjadi di Kabupaten Pemalang. “Dari 20 ha tambak percontohan, saat ini sudah bertambah 60 ha tambak udang mandiri. Tapi kita harus tetap memberikan bimbingan dan pengawasan kepada tambak-tambak baru ini. Klasterisasi atau pengembangan tambak udang berbasis kawasan tetap kita kedepankan. Dengan klasterisasi, akan mudah mengelola usaha budidaya, dan kelompok dapat meningkatkan kesejahteraannya secara merata. Disamping itu, kondisi lingkungan dalam kawasan tersebut akan lebih mudah di control sehingga budidaya udang yang dilakukan dapat berkelanjutan”, ujar Slamet.
Penyerapan tenaga kerja dari usaha budidaya udang juga terjadi di Kabupaten Pekalongan. Usaha budidaya udang yang dilaksanakan oleh POKDAKAN Sampang Tigo, Desa Degayu, Kec. Pekalongan utara, Kota Pekalonga, telah berhasil menyerap tenaga kerja di sekitar lokasi usaha budidaya. “Bahkan dari penyerapan tenaga kerja ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan warga desa. Karena terjadi penurunan jumlah warga miskin yang mencapai 75 %. Disamping itu juga terjadi penambahan jumlah tambak udang yang beroperasi, dari 20 ha tambak percontohan di Kabupaten Pekalongan, sekarang ini sudah berkembang 720 ha lahan yang dikelola oleh 50 POKDAKAN. Ini merupakan prestasi bagi kita semua. Pemerintah daerah telah bekerja keras untuk membangkitkan usaha budidaya udang dengan mengalokasikan APBD untuk mendukung budidaya udang melalui pembangunan jalan produksi maupun mengalirkan listrik ke lokasi budidaya udang. Artinya bahwa kerjasama yang dilakukan di tingkat pusat telah diterapkan di daerah dan ini bukti sinergi antar instansi untuk mengembangkan budidaya udang”, ungkap Slamet
Keberhasilan usaha budidaya udang di wilayah pantai utara Jawa Tengah yang menerapkan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan, juga berhasil menjadi contoh bagi petambak udang di pantai Selatan. “Petambak di pantai selatan juga mengaplikasikan teknologi di Pantai Utara Jawa, seperti pemakaian plastik mulsa, penerapan tambak tandon untuk mengontrol kualitas air masuk dan juga menerapkan tambak tandon sebelum air di buang ke laut. Kondisi ini selain akan meningkatkan jumlah produksi juga akan meningkatkan kualitas udang yang dihasilkan”, tambah Slamet.
Kunjungan kerja Direktur Jenderal Perikanan Budidaya ini diakhiri dengan melakukan panen udang vaname di Tambak Udang Percontohan di Desa Karya Jaya, Kec. Patebon, Kab. Kendal. “Panen ini kami harapkan semakin mendorong Kebangkitan Budidaya Udang di Jawa Tengah. Kebutuhan dunia terhadap produk udang masih besar, dan Indonesia menjadi Negara produsen udang yang bebas penyakit. Kesempatan ini harus kita ambil dan Jawa Tengah dengan potensi lahan yang ada dan dukungan dari Pemerintah Daerah yang luar biasa, saya yakin mampu berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan ini. Ini adalah saatnya budidaya udang di Jawa Tengah untuk bangkit”, pungkas Slamet
( Sumber dari djpb.kkp )
0 Response to "DIRJEN BUDIDAYA PERIKANAN SAFARI RAMANDHAN DI SENTRA TAMBAK UDANG JAWA TENGAH"
Posting Komentar