PRODUKSI BENIH IKAN PATIN SUPER PASUPATI
14.17
Add Comment

Menurut Firdausi, Seksi Pelayanan Teknik yang juga tim patin di BBAT Mandiangin, patin pasupati dari sang ibu patin siam, Pangasius hypophthalmus yang populer juga dipanggil dengan nama Pangasius sutchi ini, mewarisi daya tahan tinggi terhadap perubahan lingkungan dan penyakit sehingga cocok dibudidayakan di kolam air tergenang. Sedangkan dari sang bapak patin jambal mewariskan pertumbuhan pesat, tidak mudah stress dan daging tebal warna putih dengan kandung lemak relatif rendah.
Berikut ini teknik pembenihan patin pasupati yang telah sukses dilakukan oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
ALAT DAN BAHAN

Bahan yang dibutuhkan adalah :
- Hormon Ovaprin sebagai perangsang
- Larutan infus Natrium Clorida 0,9 % untuk pengencer sperma
- Telur artemia untuk pakan larva benih patin.
Sedangkan peralatan yang dibutuhkan :
- Berupa spuit
- Jarum suntik 3 – 5 ml untuk menyuntik induk
- Spuit besar (60 ml) tanpa jarum untuk menyedot dan menampung sperma,
- Bulu ayam untuk pengaduk telur, nampan plastik penampung telur
- Mangkuk plastik untuk pencampur telur dan sperma
- Heater (pemanas)
- Bak untuk penampung induk
- Akuarium untuk penetasan telur.
SELEKSI INDUK
Patin pasupati merupakan persilangan antara induk betina patin siam dan induk jantan patin jambal, maka untuk mengawinkannya, kedua jenis induk tersebut harus sudah tersedia. Kalau sudah ada, kita tinggal melakukan seleksi. Induk jambal jantan dipilih minimal yang sudah berumur 2 tahun yang beratnya sekitar 2 Kg. Sedangkan induk patin siam betina yang dipilih, minimal berumur 3 tahun dan beratnya sekitar 3 Kg. Pada umur 2 – 3 tahan dengan berat 2 – 3 Kg, induk-induk patin biasanya sudah matang gonad dan siap dikawinkan.
Sebelum dikawinkan terlebih dahulu menentukan kdengan ciri sebagai berikut : ( 1 ) Sirip dada lebih terasa kasar, (2) Bagian perutnya bila diurut ke arah anus akan keluar cairan sperma bewarna putih susu.
Sedangkan induk betina yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri : (1) Perut membesar dan membulat, (2) Sirip dada halus dan licin, (3) Bagian perutnya bila diurut ke arah anus akan keluar cairan bewarna kekuningan. Untuk kematangan gonad induk betina, bisa juga dilakukan dengan cara memasukkan alat kateter ke lubang urogenital induk betina dan menyedot sebagian telurnya. Bila telurnya bewarna kekuningan, bearti sudah matang gonad.
PENYUNTIKAN HORMON
Induk yang sudah terseleksi kemudian ditampung dalam sebuah bak secara terpisah untuk diberok sekitar 6 jam tanpa diberi pakan. Agar induk yang ditampung tidak stress dan megap-megap, maka bak untuk penampungan induk ini sebaiknya dilengkapi dengan aerator atau blower untuk suplai oksigen. Agar induk tidak meloncat, bak bisa ditutup dengan terpal.

STRIPING
Berselang enam jam kemudian, pemijahan secara buatan sudah bisa kita laksanakan. Pertama, tangkap induk jantan untuk dilakukan striping (pengurutan) sperma. Sebelumnya, perlu disiapkan spuit penampung sperma yang sudah diisi larutan NaCl sekitar 10 ml sebagai pengencer sperma. Agar induk tidak meronta saat distriping, bagian kepalanya perlu ditutupi dengan handuk basah. Striping sperma setidaknya dilakukan oleh dua orang. Satu orang memegang induk dan melakukan striping, satu orang lagi menampung dan menyedot spermanya ke dalam spuit besar.

Caranya sama seperti pada striping induk jantan. Hanya saja, wadah penampungnya berupa nampan plastik. Perlu disediakan beberapa nampan plastik agar telur yang tertampung tidak terlalu menumpuk dan bisa tersebar merata. Untuk meratakan telur di nampan plastik ini kita bisa menggunakan bulu ayam. Bila kedua induk sudah selesai distriping, tiba saatnya mencampur telur dan sperma.
PENCAMPURAN TELUR DAN SPERMA

Pada saat mulai dilakukan penetasan telur patin, pada saat itu juga kita bisa menetaskan telur artemia. Untuk setiap induk, telur artemia yang ditetaskan cukup sekitar 20 – 30 gram saja. Caranya, telur artemia dimasukkan ke dalam mangkok atau gelas dan direndam dengan air tawar selama sekitar 30 – 60 menit. Berikutnya, baru telur artemia dimasukkan ke dalam wadah berbentuk bulat kerucut ( bisa menggunakan galon air yang dasarnya dipotong) yang berisi air asin (salinitas 15 – 20 promil). Selama penetasan telur artemia ini aerator harus selalu dihidupkan. Biasanya 20 – 24 jam kemudian telur artemia sudah menetas menjadi naupli yang siap diberikan sebagai pakan larva patin pasupati.
PERAWATAN LARVA

Di akuarium, larva patin dipelihara selama 15 hari untuk kemudian di deder di bak atau kolam dengan kepadatan 10 ekor/M2. Namun bila tetap ingin dipelihara dalam wadah akuarium, maka perlu dilakukan penjarangan. Bila kepadatan larva sebelumnya 25 ekor/liter, maka setelah 15 hari kepadatannya dikurangi menjadi sekitar 5 ekor/liter.
Firdausi menambahkan, fekunditas induk patin siam sebagai sang ibu patin pasupati berkisar 120.000 – 200.000 butir telur/Kg induk. Dari jumlah telur tersebut bisa menghasilkan larva sekitar 96.000 – 160.000 ekor. Setelah dipelihara selama 15 hari di akuarium panjangnya mencapai 1 – 2 Cm dan mortalitasnya sekitar 50 persen. Benih patin pasupati ukuran 1 – 2 Cm ini di BBAT Mandiangin laku dijual seharga Rp 90 – 100/ekor.
( Sumber dari Agus Rochdianto )
0 Response to "PRODUKSI BENIH IKAN PATIN SUPER PASUPATI"
Posting Komentar