-->

Rokok Seharga 50rb Ternyata Menguntungkan Kita



Rokok seharga 50rb ternyata menguntungkan kita. Keputusan berani yang diambil oleh presiden Joko Widodo nampaknya banyak mendapat protes keras dari kalangan masyarakat Indonesia. Dari pengalaman saya, salah satu teman dikampus tidak setuju dengan naiknya harga rokok dengan alasan rakyat banyak yang merokok dan lama-lama pabrik rokok akan tutup. Sehingga negara kehilangan salah satu devisanya.

Benarkah begitu ??


Mari kita ulas.


Baca juga :

Gawat!! Efek Pokemon Go!!

Stop cari Uang di Internet!


Jujur saja saya setuju dengan pak presiden atas naiknya harga rokok. Banyak hal yang membuat saya setuju bukan cuma dari sisi kesehatan dan juga sisi financial namun dari segala aspek termasuk juga keluarga saya sendiri. Hihihiii..

Oke mari kita ulas bersama. Yang pertama efek negatif bila rokok benar-benar dinaikkan oleh pak presiden.


1) Akan banyak tindakan kriminal

Inilah yang banyak dikhawatirkan oleh beberapa pengamat. Bukan hanya pengamat, rakyat biasa pun sudah menebak hal serupa. Masuk akal memang, bayangkan seorang pemuda pecandu rokok yang mempunyai penghasilan pas-pas sangat tidak mungkin untuk membeli rokok dengan harga tersebut. Dan seorang pecandu pun akan susah untuk berhenti dari kebiasaannya. Tentu saja dari kondisi tersebut akan mendorong seorang pecandu untuk menadapatkan uang dari cara apapun termasuk dengan cara yang kriminal.


2) Akan ada demo besar-besaran

Hal ini sepertinya 80% akan terjadi bila memang benar harga rokok dinaikkan. Ungkapan seperti saya dengar sendiri dari kawan kuliah. Dia mengatakan pasti pada demo apabila harga rokok naik. Namun hal tersebut belum tentu terjadi ya sobat.


3) Kebencian terhadap pak presiden

Hal ini jelas akan terjadi. Kenapa, karena teman saya pun seperti itu. Tapi saya berbeda saya justru mendukung rokok naik. Dengan kata lain ada pertimbangan-pertimbangan lain yang membuat saya setuju. Tentunya bukan karena pak presiden. Namun jelas karena aturan itu sendiri. Namun akan banyak cacian dan hinaan yang akan didapat oleh pak presiden. Karena banyak perokok yang merasa keberatan.




Selain dari sisi negatif yang saya urai di atas. Tentunya banyak sisi negatif yang lain namun cukup disitu saja. Sekarang coba kita urai dari sisi positifnya.


1) Perlahan-lahan penggunaan narkoba akan ditekan.

Secara tidak langsung, kenaikan harga rokok menimbulkan efek yang signifikan. Terutama bagi remaja. Dengan harga yang melambung maka akan sulit ditemukan perokok pemula. Oleh karena itu secara tidak langsung akan mencegah terciptanya pacandu baru sehingga tidak ada lagi pecandu yang memiliki rasa ingin tahu sehingga bisa menimbulkan rasa coba-coba untuk memakai narkoba.


2) Devisa negara meningkat.

Loh, bukannya turun ya kalau harga rokok naik. Nggak dong, itu anggapan yang salah. Harga naik tentu bea cukai pasti naik. Disitulah keuntungan negara. Mungkin teman teman beranggapan rokok naik tidak ada lagi orang yang mau merokok. No! Itu tidak benar. Keputusan ini diambil oleh pak presiden karena pak pesiden mengerti, harga dinaikkan pun perokok tetap tidak berhenti dari aktivitas merokok. Walaupun jumlahnya berkurang. Namun harga naik dan bea cukai naik. Plus perokok sangat sulit untuk berhenti dari kebiasaannya. Sehingga devisa negara akan meningkat pula.


3) Petani tembakau lebih diuntungkan

Yang biasanya tembakau sangat murah dan sangat susah sekali untuk dijual karena peminatnya jarang. Hal itu akan berbalik 90 derajat. Tidak perlu jauh-jauh dikampung saya sendiri pasti akan seperti itu. Dan mungkin dikampung teman-teman juga seperti itu. Dengan harga rokok yang meroket maka dapat dipastikan seorang buruh lepas akan lebih memilih tembakau dibanding rokok sudah jadi. Dengan berbagai alasannya termasuk juga dari segi financial.

Itulah 3 kemungkinan akibat kenaikkan harga rokok yang signifikan. Baik dari sisi negatif maupun positifnya. Keep calm friends 😊

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rokok Seharga 50rb Ternyata Menguntungkan Kita"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel