Sate Kelinci, Lezat yang Menyehatkan
18.45
Add Comment
![]() |
Sate Kelinci di Warung Pak Woto Foto: Ondo Supriyanto |
Sate kelinci adalah salah satu pilihan di antara banyaknya menu yang ditawarkan di sejumlah warung makan di kawasan wisata yang tengah moncer itu. Satu-satunya warung yang menawarkan menu sate kelinci, saat ini hanyalah Warung Makan Sido Eco milik Pak Woto.
Warung Pak Woto mudah dijumpai, secara letaknya yang sangat strategis. Setelah pintu masuk, persis saat tikungan ada warung di sebelah kiri, pasti itu warung yang dimaksud. Warung sederhana itu menghadap aliran sungai Bendung Pejengkolan yang airnya tenang menghanyutkan.
![]() |
Pengolahan daging Kelinci, Foto: Ondo Supriyanto |
Di warung itu, menu sate kelinci merupakan salah satu yang digemari pengunjung. Maklum selain rendah kolesterol, daging kelinci juga menyehatkan dan dipercaya berkhasiat sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti darah rendah dan penyakit asma.
Sepintas, sate kelinci mirip dengan sate ayam atau kambing saat dihidangkan. Baru setelah merasakan, Saya bisa membedakan teste dan tekstur daging kelinci dengan sate lainnya. Tekstur daging kelinci cukup lembut tidak sekeras daging kambing. Sedangkan gurihnya tidak begitu tajam seperti daging ayam. (Peringatan! Saat makan, jangan membayangkan seekor kelinci waktu masih hidup yang imut dan menggemaskan itu).
"Sate kelinci biasanya menjadi alternatif bagi mereka yang tidak makan sate daging kambing," ujar Woto (49) sang pemilik warung saat ditemui di warungnya , Jumat (4/1/2013).
Menurut bapak tiga orang anak itu, banyak konsumen yang menyukai sate kelinci. Jika waktu liburan, dalam sehari dia bisa menghabiskan sebanyak 10 ekor kelinci. Adapun satu ekor bisa dibuat antara 8 hingga 10 porsi. Satu porsi sate kelinci di warung nya disajikan sebanyak delapan tusuk sate.
Sate kelinci bumbu kacang itu disajikan dengan nasi maupun lontong. Dengan merogoh kocek Rp 15.000, Anda sudah bisa menikmati kelezatan satu porsi sate kelinci di warung Pak Woto.
Serba Kelinci
Mengolah daging kelinci, kata Pak Woto cukup unik dan berbeda dengan daging lain. Seekor kelinci yang selesai disembelih dan dikuliti, tidak langsung diambil dagingnya. Minimal dibiarkan selama dua jam, baru setelah itu diambil dagingnya. "Kalau langsung diolah dagingnya lengket," katanya seraya menyebutkan, daging kelinci juga jika terkena air akan mengeluarkan bau amis.
![]() |
Ikan nila (liar) bakar juga lezat. Foto Ondo Supriyanto |
Bagi yang tidak menyukai menu kelinci, tidak perlu bersedih. Sebab bisa memilih berbagai menu lain. Seperti ikan nila liar hasil tangkapan nelayan baik bakar maupun goreng. Juga sate bebek, sate ayam, maupun ayam goreng maupun bakar.
"Nila yang kami olah merupakan hasil tangkapan nelayan, bukan dari keramba," tandas Woto seraya menyebutkan daging ikan nila liar rasanya lebih gurih. ***
0 Response to "Sate Kelinci, Lezat yang Menyehatkan"
Posting Komentar